10 Januari

Macam macam Jenis Air Conditioner dari yang terkecil sampai terbesar

Di artikel kali ini Macam macam Jenis Air Conditioner dari yang terkecil sampai terbesar

I. Unitary Product - Air Conditioning

A. Window AC.
Tipe AC ini sudah jarang digunakan, karena unit tersebut memerlukan lobang di dinding sebesar unitnya dimana dibelakang dinding harus menghadap kearah luar gedung untuk pelepasan panas buang dari kondensor. Dengan demikian tidak memungkinkan untuk menempatkan unit tersebut dimana belakang dindingnya adalah ruangan yang terpakai, apalagi yang juga dikondisikan.
Pada umumnya tipe AC ini dibawah 2 PK.

B. Mini split AC.
Jenis ac ini termasuk AC Split Wall Mounted, AC Cassette, AC Floor Standing,  AC Ceilling Concealed (duct), AC Ceiling Convertible, dll. 
Karena kompresor dan kondensor berada dalam satu unit diluar gedung, sedangkan evaporator dan Fan (blower) berada didalam ruangan. Untuk menghubungi kedua unit terpisah hanya diperlukan 2 pipa dengan lobang didinding relatif kecil, Evaporator dan blower dalam satu unit dapat ditempatkan dengan bebas, baik untuk segi teknisnya maupun segi estetikanya.
Untuk tipe ini dapat dirancang 1 unit luar (outdoor) dan dua atau lebih unit dalam (indoor). Dan disebut dengan multi split. Unit outdoor dapat ditempatkan diatas lantai atau ditempelkan didinding gedung, sedangkan unit indoor, ada unit untuk duduk dilantai dan ada unit yang ditempel didinding.
Dalam perkembangan mini split, maka salah satu jenis split terbaru menggunakan sistim Inverter, dan dapat memberi penghematan energi listrik sampai 70% dibandingkan mini split konvensional yang ada dipasaran Indonesia. Pengembangan tipe ini pada kompresor yang menggunakan DC Inverter dimana putaran kompresor dapat menyesuaikan kebutuhan beban pendinginan. 
Pada umumnya tipe AC ini 1/2 ~ 5 PK.

C. Split Duct AC.
Sesuai dengan sebutannya tipe AC ini juga memisahkan unit utama, yang terdiri dari kelima komponen utama, dengan penyaluran udara dingin menggunakan terowongan udara dingin yang disebut dengan ducting. Ducting ini dihubungkan dengan ruangan-ruangan yang mau dikondisikan, masuk ruangan melalui
pengatur yang disebut dengan diffuser. Sistim ini di Indonesia disebut sebagai sentral AC. Kebocoran udara dingin diducting menjadi salah satu penyebab utama kerugian energi di tipe Split duct AC ini.
Dalam desain gedung dengan sistem ini harus perlu didesain alur dari ducting, sehingga jangan sampai ducting ini banyak berbelok ataupun harus menembus kolom-kolom beton.
Pada umumnya tipe AC ini 5 PK sampai 25 PK.

D. AC Portable

AC jenis ini masih merupakan varian dari jenis ac window, dimana Indoor dan outdoor (kompresor menjadi satu bagian. Hanya saja ac ini di design bisa berpindah2 tempat (portable design).
AC ini (wajib) membutuhkan sirkulasi pembuangan udara panas dari condenser, ke udara luar ruangan. Dan juga penampungan drain air harus rutin di buang.


E. AC Elevator
Sesuai namanya AC Elevator, ac jenis ini di design khusus untuk penggunaan pada car Lift / Elevator. 
AC ini tidak membutuhkan instalasi pempipaan Refrigerasi (pipa ac) dan tidak membutuhkan instalasi Drain air (Drainless). Karena ac ini sudah didesign dengan sistim sirkulasi pengelolaan drain mandiri, jadi tidak perlu ada instalasi pembuangan air / drain.

Bukan AC Waterless 
Perlu diketahui, semua jenis Air conditioner (AC) mengeluarkan air drain.
Tidak ada unit AC di dunia ini yang tidak mengeluarkan uap air. Bahkan AC Server / AC Precision atau disebut AC kering juga membutuhkan instalasi drain air. Perubahan kondisi udara Dingin bertemu udara panas selalu menghasilkan uap air disebut kondensasi. Hati2 jika ada pihak yang mempromosikan ac waterless, opini pribadi saya itu adalah salah kaprah/tidak paham.

Kami juga menjual ac elevator / ac lift , hubungi segera..

F. VRF System 
Sistim AC jenis ini adalah perpaduan antara Mini Split AC dan AC Central (Kap. besar) yang menggunakan teknologi kompresor DC Inverter. Pada umumnya tipe AC ini 15 PK sampai 64 PK jika outdoor unit di install secara modular.
Kelebihan dari VRF System adalah :
1. Pemilihan unit indoor bervariatif , dan indoor tersedia dari kapasitas 0,75pk~10pk.
2. Sistim pempipaan yang panjang (Cocok untuk High Rise Building).
3. Lebih Hemat Energi dibanding AC Chiller.
4. Komputerisasi.

Kekurangan dari VRF System adalah :
1. Sistem akan berhenti beroperasi jika ditemukan masalah, khususnya kebocoran dalam refrigrasi.
2. Biaya investasi lebih mahal dibandingkan jenis lain nya
3. Spare part tidak tersedia pada pasaran / umum.


II. Chiller - Air Conditioning

Chiller atau mesin refrigerasi adalah peralatan yang menggunakan media penghantar pendinginan Air pada sistim pempipaannya disalurkan ke AHU (Air Handling Unit). Chiller digunakan terutama untuk bangunan gedung, dengan mengkonsumsi energi secara langsung berupa energi listrik, termal atau mekanis, untuk menghasilkan air dingin (chilled water) dan membuang kalor ke udara (atmosfir) melalui menara pendingin (cooling tower) atau kondensor.
Mesin utama dari sebuah chiller adalah Kompresor, dan jenis-jenis kompresor yang
umumnya digunakan adalah :
_ Kompresor Piston (Reciprocating compressor)
_ Kompresor Kisar (Rotary compressor)
_ Kompresor Ulir (Screw compressor)
_ Kompresor Sentrifugal (Centrifugal compressor)
Beberapa jenis Chiller dilihat dari sistem pendinginan, adalah :
_ Air Cooled Chiller
_ Water Cooled Chiller
Perbedaan antara Air Cooled Chiller dan Water Cooled Chiller.
Air Cooled Chiller :
_ Efisiensi rendah
_ Waktu pemasangan cepat.
_ Biaya perawatan rendah.

Water Cooled Chiller :
_ Effisiensi tinggi
_ Waktu pemasangan lebih lama.
_ Biaya perawatan tinggi.

A. Air cooled Chiller (ACC)
Mesin refrigerasi dengan pendinginan udara (air cooled chiller), pada prinsipnya hampir sama dengan split duct AC, tetapi dalam ukuran besar. Unit mesin ini pada umumnya berada diatas atap beton dari sebuah bangunan.
Komponen utama dari 1 unit ACC adalah 2 kompresor atau lebih, dengan katup ekspansi dan evaporator berada dalam unit utama, termasuk kondensornya. Evaporator mendinginkan air ditransfer dalam Tabung Heat Exchanger dan menjadi air dingin, lalu disirkulasi melalui pipa menuju Air Handling Unit atau disingkat AHU. 
Dari AHU dengan blower besar menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari hembusan melalui pipa-pipa aliran air dingin unit utama diatas, keruangan yang akan dikondisikan.
Udara dingin yang masuk kedalam ruangan dari AHU ini disalurkan menggunakan saluran udara ducting dan dengan diffuser yang ada disetiap ruangan, Atau kadang-kadang dengan pipa-pipa langsung keruangan melalui alat kipas koil (Fan coil unit) atau disingkat FCU.
Dalam desain gedung, bila menggunakan air cooled chiller perlu diperhatikan lokasi dan luas atap beton untuk penempatan unit-unit chillernya. Yang sering kurang diperhatikan dalam desain atap untuk air cooled chiller adalah akses untuk pemeliharaan unit tersebut. Ada kalanya terjadi perubahan desain dari
water cooled chiller ke air cooled chiller, karena terutama masalah waktu instalasi ataupun keadaan air setempat. Tetapi perubahan seperti itu pada akhirnya berakibat fatal terhadap konstruksi air cooled chiller tersebut yang mengambil ruang (space) apa adanya.

B. Water cooled Chiller
Mesin refrigerasi dengan pendinginan air (water cooled chiller), pada prinsipnya hampir sama dengan Mesin refrigerasi pendinginan udara (air cooled chiller) dalam distribusi udara dingin melalui AHU atau FCU. Perbedaan utamanya adalah pendinginan refrigerannya, bukan dengan udara, tetapi dengan air,
dimana airnya didinginkan melalui menara air atau cooling tower. Mesin refrigerasi dengan pendinginan air, pada umumnya ditempatkan dalam lantai bawah (basement) suatu bangunan. Dalam desain yang perlu diperhatikan adalah ventilasi keruangan chiller harus dihitung dengan baik, agar ruangan
tersebut jangan menjadi “neraka” bagi pengerjanya. 
Sama halnya dengan Mesin refrigerasi pedinginan udara, refrigeran dari kompresor ditekan melalui katup ekspansi masuk berembun dalam alat evaporator. Evaporator mendinginkan air dan air dingin disirkulasi kesetiap tingkat melalui alat pengatur udara (air handling unit) atau disingkat AHU. Dari AHU dengan blower besar menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari hembusan melalui pipa-pipa aliran air dingin unit utama diatas, keruangan yang akan dikondisikan. Udara dingin yang masuk kedalam ruangan dari AHU ini
diatur dengan diffuser yang ada disetiap ruangan, Atau kadang-kadang dengan pipa-pipa langsung keruangan melalui alat kipas koil (Fan coil unit) atau disingkat FCU.
Pendinginan air melalui menara air (cooling tower), dalam desain gedung perlu diperhatikan aliran udara yang diperoleh dari kipas udara. Aliran udara dan aliran air didalam menara pendingin ini dapat berlawanan arah (counter flow), arah melintang (cross flow), aliran paralel (paralel flow) aliran melalui dek atau aliran pancar.

C. Absorption Chiller.
Salah satu cara tertua untuk melakukan pendinginan suatu ruangan secara mekanis adalah teknologi absorbsi (absorption technology). Kelihatan tak masuk akal dengan membakar sesuatu untuk menghasilkan pendinginan, tetapi hal itu yang terjadi dalam suatu chiller absorpsi. 
Teknologi absorbsi ini sebenarnya mudah pengoperasiannya maupun pemeliharaannya, tetapi pada masa kini teknologi ini mulai hampir tidak digunakan karena tidak fleksibel penggunaannya.


Refrigeran yang digunakan oleh chiller jenis ini adalah sebenarnya air, karena perubahan fase yang terjadi dan yang memberi dampak pendinginan adalah melalui media air. Fluide kedua yang mengatur proses ini adalah garam, yang dikatakan sebagai Litium Bromida (lithium bromide). Panas dibutuhkan untuk memisahkan kedua fluida ini, yang kemudian dipertemukan kembali dalam lingkungan yang hampir vakum. Air ini mengalami perubahan fase pada waktu dicampur kembali dengan garam pada suhu yang sangat rendah. (pada tekanan atmosfir yang normal, air menguap pada suhu 212F, dalam suatu alat absorbsi, air menguap cukup dingin untuk menghasilkan air dingin pada 46F.

Karena suhu air dingin yang dihasilkan oleh chiller absorbsi paling rendah adalah 46F, maka chiller jenis ini tidak dapat digunakan dalam penerapan refrigerasi dengan suhu rendah. Air Conditioner dengan Sistem absorbsi ini sebenarnya sangat efisien dan pemeliharaanya mudah, tetapi bila ada kerusakan pada peralatan ini perbaikannya memerlukan waktu lama dan biaya yang besar. Bahkan untuk kerusakan tertentu, maka seluruh unit tidak dapat difungsikan kembali. Ini menyebabkan penggunaan peralatan pengkondisian udara dengan sistem absorbsi ini kurang diminati.

Powered By Blogger