Tampilkan postingan dengan label HVAC System. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HVAC System. Tampilkan semua postingan

12 Juni

Penyebab beku pada Indoor AC

 Apa kabarnya para rekan rekan kontraktor, teknisi, dan teman teman pembaca blog, sudah lama sekali saya tidak mengupdate blog ini karena kesibukan saya di pekerjaan. Semoga kita semua dalam keadaan sehat semua dan selalu dalam perlindunganNya. Amin. 

Pada kesempatan saya kali ini saya akan membahas tentang penyebab terjadi nya beku pada Indoor AC.

(Kondisi Indoor AC yang beku es)

Perlu diketahui komponen AC terpenting salah satunya adalah indoor unit (unit dalam ruangan). Karena indoor unit memiliki tugas sangat penting yaitu sebagai penyaluran udara dingin ke dalam ruangan.

Sebelum kita masuk dalam pembahasan mengapa indoor ac bisa terjadi beku. Baik yang terjadi beku es tebal atau tipis. Sebaiknya kita mengetahui apa itu fungsi dari indoor AC tersebut. 

Fungsi dari indoor ac menyerap udara panas dan melepaskan udara dingin dalam ruangan. Udara melewati sirip evaporator yang bersuhu rendah dan berubah menjadi dingin. Dalam pembahasan teknis fungsi dari indoor AC yaitu sebagai destinasi dari jalur refrigerant cycle. Freon dalam sistem Air Conditioner akan melewati berbagai komponen AC, salah satunya evaporator. Dan evaporator ini terdapat di dalam unit indoor AC. 

Perlu diketahui, selain evaporator, didalam sebuah indoor AC juga terdapat komponen lainnya yaitu, motor fan indoor,  kapasitor fan, baling baling fan (fancross), motor swing, pcb kontrol, sensor suhu atau thermistor, terminal listrik, dan filter penyaring udara, 

Cara kerja freon : Di dalam evaporator, zat freon yang telah di ekspansi oleh kapiler akan berubah menjadi sangat dingin (suhu terendah) kemudian kisi kisi atau sirip dari evaporator yang dingin tersebut di hembuskan ke ruangan menggunakan fan indoor. Evaporator menyerap udara panas dan mengalirkan udara dingin ke dalam ruangan. Maka dengan begitu pertukaran udara panas mendai dingin terjadi di dalam indoor AC melalui komponen evaporator.

Kerugian yang terjadi jika indoor ac yang membeku dibiarkan terjadi :

Pertama, AC menjadi tidak kurang dingin, bahkan tidak dingin sama sekali. Dikarenakan blok es menutupi aliran udara fan indoor. Sehingga fan indoor tidak mengeluarkan udara sama sekali dan akan semakin parah.

Kedua, AC anda menjadi boros listrik. Dipastikan indoor AC yang beku es akan menjadi sangan boros listrik. Hal ini dikarenakan sensor thermis tidak dapat membaca secara akurat. Dan kompresor bisa terjadi nyala-mati terus menerus.

Ketiga, Komponen evaporator bisa rusak. Hal ini dikarenakan blok es yang menempel akan menekan (pipa) evaporator dan mengakibatkan kebocoran freon. Jika sampai terjadi hal ini akan berakibat fatal. Freon bisa keluar sistem, bahkan oli kompresor juga turut ikut keluar. Jika dibiarkan akan membuat kerusakan pada komponen lainnya, misalkan kompresor rusak (macet) karena oli kering. 

Keempat, Motor fan bisa terbakar dikarenakan putaran motor fan terhalang oleh blok es. Dalam kondisi dialiri listrik, sebuah motor yang dipaksa berhenti akan menyebabkan putusnya gulungan motor.

Kelima, biaya perbaikan akan mahal. Perbaikan atau ganti evaporator lumayan mahal, customer akan dibebankan biaya jasa selain jasa penggantian, misalkan jasa vacum, isi freon.


Penyebab terjadi nya indoor ac beku :

- Filter udara indoor yang kotor. 

 Hal paling utama penyebab indoor beku adalah evaporator yang kotor. Jika kondisi evaporator kotor akan menyebabkan aliran udara dingin AC tertahan di dalam casing indoor dan tidak keluar menyebar ke ruangan yang di kondisikan.









(Foto : Filter udara AC yang kotor)

Filter udara atau saringan udara terdapat pada bagian dalam casing indoor ac. Fungsi nya adalah menyaring debu dan kotoran agar evaporator tidak cepat kotor dan menyaring udara agar lebih bersih. Tips dari saya, filter udara bisa dibersihkan sendiri dengan air selang. Minimal bersihkan filter setiap satu minggu.  Permbersihan rutin fliter udara dapat membantu kinerja AC menjadi lebih efisien.

- Motor Fan Indoor lemah

Penyebab dari lemah nya motor fan indoor adalah usia dari motor fan AC tersebut sehingga gulungan motor sudah tidak , rusak pada kapasitor fan, bearing motor.

- Thermistor Error

Meskipun hal ini jarang terjadi. Tapi bisa salah satu penyebab terjadinya beku pada evaporator. Fungsi dari thermistor adalah sebagai sensor yang memberikan data suhu ke pcb. Jika thermistor rusak maka pembacaan suhu di pcb tidak akurat, sehingga indoor bisa menjadi beku. 

Solusi nya adalah : 

Cara mengatasi permasalahan indoor AC beku. 

1. Periksa apakah AC anda kotor dan ingatlah kapan terakhir anda melakukan pembersihan AC. Periksa pada bagian filter AC dan kisi kisi evaporator, apakah bagian ini tertutup oleh debu atau kotoran yang bersembunyi pada sirip evaporator.

2. Rasakan hembusan angin yang keluar dari supply AC, apakah tidak seperti biasanya. Hembusan angin terasa kurang kencang? Hal ini bisa disebabkan 2 hal, yaitu evaporator kotor atau motor fan sudah lemah.



13 Juni

Rumus Menghitung kWh Pemakaian beban Listrik AC

Rumus Menghitung kWh (Kilowatt hour) pemakaian listrik.

 Buat anda yang berlangganan PLN, mungkin anda sering berpikir kalau biaya KWH listrik terlalu mahal. Nah, sesekali anda patut mencoba menghitung pemakaian listrik anda. Di PLN mungkin saja terjadi kesalahan. Bagaimana menghitung kwh anda? Simaklah uraian singkat tentang Rumus Menghitung kWh pemakaian listrik anda.
 
Contoh perhitungan listrik dengan rumus menghitung kwh

Kita ambil hitungan untuk satu alat listrik misalnya Air Conditioner.

Misal : AC 1pk dengan daya 900 watt digunakan setiap hari selama 9 jam. 

Rumah anda masuk dalam tarif dasar listrik golongan R-1 dengan daya 1300 watt 
adalah Rp. 1.444,7 /kWh.

Rumus Menghitung nya sebagai berikut :
kWh Pemakaian Listrik = daya alat listrik x lama pemakaian (dalam jam)

kWh pemakaian AC dalam sebulan = 900watt x (9jam x 30hari) = 243.000 WH = 243 kWh

Berapa beban biaya pemakaian listrik untuk AC selama sebulan ? tinggal masukkan ke rumus menghitung biaya listriknya.

Biaya Listrik = Pemakaian (kWH) x Tarif Dasar Listrik.

Biaya Listrik = 243kWh x Rp.1.444,7,- = Rp. 351.062 per bulan.

khusus Air Conditioner anda dapat lebih berhemat dengan menaikan setting suhu. Apabila suhu AC di setting 16⁰C , maka beban listriknya akan berbeda dengan setting suhu 22⁰C. 
Karena kompresor AC akan berhenti bekerja jika suhu sudah tercapai dan beban listrik akan turun beberapa saat. Kompresor akan kembali bekerja apabila suhu ruangan kembali diatas batas setting.    

*angka perhitungan biaya Rp. 1.352,- didapat dari tabel TDL (di bawah)
itu biaya listrik untuk satu alat listrik. Untuk menghitung semua pemakaian seluruh alat listrik, anda cukup menghitungnya dengan rumus kWh di atas dan menjumlahkannya hingga ketemu pemakain kWh sebulan kemudian kalikan dengan TDL yang berlaku. Akan tetapi jangan heran kalau hitungan anda masih beda dengan tagihan PLN. Hal ini karena masih ada biaya beban selain biaya pemakaian.

Tarif Dasar Listrik : (untuk update mengenai harga TDL bisa tanya langsung ke kantor PLN terdekat).





Berikut daftar tarif listrik yang berlaku saat ini (Berdasarkan Data Tahun 2022) : 

Golongan R-1/ Tegangan Rendah (TR) daya 900 VA, Rp 1.352 per kWh. 
Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp 1.444,70 per kWh. 
Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp 1.444,70 per kWh. 
Golongan R-2/ TR daya 3.500-5.500 VA, Rp 1.444,70 per kWh. 
Golongan R-3/ TR daya 6.600 VA ke atas, Rp 1.444,70 per kWh. 

Golongan B-2/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh. 
Golongan B-3/ Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh. 

Golongan I-3/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh. 
Golongan I-4/ Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas, Rp 996,74 per kWh. 

Golongan P-1/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh. 
Golongan P-2/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh. 
Golongan P-3/ TR untuk penerangan jalan umum, Rp 1.444,70 per kWh. 
Golongan L/ TR, TM, TT, Rp 1.644,52 per kWh.


Berikut 13 golongan pelanggan PLN non-subsidi selengkapnya: 

Rumah Tangga, meliputi 5 golongan , sebagai berikut : 
R-1/TR 900 VA – RTM, 
R-1/TR 1.300 VA, 
R-1/TR 2.200 VA, 
R-2/TR 3.500 VA s.d 5.500 VA, 
dan R-3/TR 6.600 VA ke atas (tarif listrik rumah tangga). 

Bisnis Besar, meliputi 2 golongan , sebagai berikut :  
B-2/TR 6.600 VA s.d 200 kVA 
B-3/TM di atas 200 kVA (tarif listrik bisnis besar). 

Industri Besar, meliputi 2 golongan , sebagai berikut :  
I-3/ TM di atas 200 kVA 
I-4/ TT 30.000 kVA ke atas (tarif listrik industri besar). 

Pemerintah, meliputi 3 golongan , sebagai berikut : 
P-1/TR 6.600 VA s.d 200 kVA, 
P-2/TM di atas 200 kVA, 
P-3/TR (tarif listrik lembaga pemerintah). 

Layanan Khusus, hanya ada 1 golongan yaitu : 
L/TR, TM, TT (tarif listrik khusus).


Adapun tarif listrik per kWh yang berlaku saat ini berbeda-beda pada masing-masing golongan pelanggan PLN non-subsidi. 

Demikian contoh perhitungan beban listrik untuk Air Conditioner, semoga artikel ini bermanfaat. 

15 Agustus

Jasa Konsultasi AC Gratis

Apakah anda masih bingung untuk perencanaan AC Rumah tinggal Anda, Kantor, Pabrik, Gedung sekolah, Restaurant, dll. 

Bingung memilih, jenis ac apa yang dibutuhkan ? 
Apakah memilih AC Inverter atau non Inverter lebih baik ? 
Apa keunggulan Teknologi Inverter dibanding Non Inverter ?
Mana yang lebih hemat dari segi biaya listrik dan investasi ? 
dan lain sebagainya..

Pertanyaan pertanyaan tersebut sering terlintas saat memilih kebutuhan AC. Pemilihan AC yang tepat sangat berpengaruh terhadap biaya konsumsi listrik kedepannya. Dengan memilih jenis ac yang salah, anda bukannya menghemat biaya, melainkan melakukan pemborosan.

Tahukah anda :

          Penggunaan listrik Gedung 30% ~ 60% adalah untuk Pendingin Udara. 

Dengan berupaya melakukan pemilihan AC yang tepat, anda telah turut serta melakukan upaya hemat energi, dimana hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 70/2009 tentang Konservasi Energi. 
Untuk dapat melakukan hal tersebut, maka perlu dilakukan langkah awal dengan melakukan audit energi, yaitu suatu metode untuk menghitung tingkat konsumsi energi suatu gedung/bangunan. Tujuan dari Audit Energi adalah untuk melakukan analisis konsumsi energi dan program konservasi energi di gedung perkantoran.  Namun kali ini kita tidak akan membahas Audit energi. Ini akan kita bahas di lain kesempatan. 




Mengapa salah memilih jenis AC berakibat boros ? 


Kita ambil contoh kasus. Misalkan anda memiliki ruang makan kantin dengan kapasitas 10-15 orang yang rata rata ramai pada siang hari, dengan dimensi ruangan 5 x 9 meter. 

Maka diketahui Luas ruangan 45 meter persegi. 

dikalikan faktor pendingin 800~1000 btu untuk R. Kantin,

Rumus : 45m2 x 800btu = 36.000 btu atau 45m2 x 1000btu = 45.000 btu.

Maka pemilihan AC yg tepat adalah kapastias 2pk (18.000btu/h) x 2 unit. Dengan Total 36.000btu/h.

Bilamana Anda menggunakan 2 unit AC kapasitas 2pk Non Inveter adalah pilihan yang tepat. 
Kapasitas AC 2pk non inverter = 18.000btu x 2 unit = 36.000 btu

atau jika anda benar benar hendak menggunakan AC Inverter, maka saya menyarankan untuk menggunakan 3 unit AC kapasitas 1,5pk Inverter
Kapasitas AC 1,5pk inverter = 12.000~15.000 btu x 3 unit = 36.000~45.000 btu.

Alasan nya adalah, AC Inverter bekerja dan bisa menjadi hemat listrik bilamana digunakan pada  ruangan dengan yang kapasitas yang sesuai. Untuk area kantin ini membutuhkan kapasitas pendinginan 36,000 btu s/d 45,000 btu, dan kondisi kantin yang pada umumnya rata rata ramai pengunjung. 

Pada kondisi ruangan kantin yang kami jekaskan diatas AC akan sulit mencapai suhu target, dan putaran rotasi kompresor akan lama tercapai atau mode energy saving, maka fungi dari AC Inverter untuk irit listrik akan lama tercapai. Maka pemilihan non inverter jadi lebih ekonomis dari segi biaya investasi awal dan biaya operasi.

Pemilihan AC Inverter juga tidaklah salah asalkan kapasitas yang dipilih sesuai dengan beban ruangan yang didinginkan. Dimana perhitungan saya jika menggunakan AC inverter kapasitas 1,5pk menggunakan 3 unit maka akan mencapai daya pendingin 36.000~45.000 btu/h


Perhitungan kapasitas yang tidak sesuai, pemilihan model ac yang tidak tepat akan membuat ruangan anda tidak effisien dan efektif dalam mendinginkan ruangan.

Hubungi kami untuk konsultasi seputar masalah ac anda, Gratis

Kami akan bantu memberikan solusi perencanaan, budged, dan pelaksanaan. Untuk perhitungan Budged dan Gambar Rencana 2D maka kami memberikan pelayanan perhitungan RAB.



 

 


10 Januari

Komponen Utama Air Conditioner


Peralatan Tata Udara (Air Conditioner).


Komponen utama dari Air Conditioner adalah :
_Evaporator (Internal Fan Coil)
_ Kompresor
_ Kondenser (External Fan Coil)
_ Katup ekspansi (Expansion Valve)
_ Fan
_ Refrigerant / Freon

Bahan Refrigeran yang mudah menguap diberi tekanan oleh kompresor, dan keluar keruang evaporator melalui katup ekspansi. Karena adanya tekanan besar, maka refrigeran yang keluar katup ekspansi berupa embun. Embun refrigeran menguap, dimana dalam proses penguapan diperlukan panas, dan panas diambil dari dinding evaporator, dimana terjadi perpindahan panas konduksi mengambil panas dari bagian luar dinding evaporator.

Dengan Fan (blower), maka udara yang dihembuskan melalui dinding luar evaporator masuk ruangan yang dikondisikan. Udara mengalami perpindahan panas konveksi dengan dinding luar evaporator, sehingga menjadi dingin. Hembusan udara dingin inilah yang mendinginkan ruangan yang dihembuskan oleh Fan tersebut.

Embun Refrigeran kemudian melalui suatu alat perpindahan panas (heat exchanger) yang disebut sebagai kondenser, mencairkan refrigeran sampai menjadi cair kembali. Pada siklus ini panas yang diterima oleh refrigeran dibuang keluar melalui pipa-pipa kondenser ke udara luar. Cairan refrigeran kembali masuk ke kompresor dan mengalami proses ulang seperti diatas.

Panas yang keluar dari kondensor sering dimanfaatkan pada unit AC besar, dan proses ini disebut sebagai Heat Recovery. Panas buang yang diambil ini pada umumnya dipakai untuk memanaskan air, dan digunakan untuk mandi atau keperluan lainnya. Dari kelima komponen utama dalam sistem tertutup ini, maka kompresorlah memerlukan biaya paling besar, mencapai 75% sampai 80%.


Macam macam Jenis Air Conditioner dari yang terkecil sampai terbesar

Di artikel kali ini Macam macam Jenis Air Conditioner dari yang terkecil sampai terbesar

I. Unitary Product - Air Conditioning

A. Window AC.
Tipe AC ini sudah jarang digunakan, karena unit tersebut memerlukan lobang di dinding sebesar unitnya dimana dibelakang dinding harus menghadap kearah luar gedung untuk pelepasan panas buang dari kondensor. Dengan demikian tidak memungkinkan untuk menempatkan unit tersebut dimana belakang dindingnya adalah ruangan yang terpakai, apalagi yang juga dikondisikan.
Pada umumnya tipe AC ini dibawah 2 PK.

B. Mini split AC.
Jenis ac ini termasuk AC Split Wall Mounted, AC Cassette, AC Floor Standing,  AC Ceilling Concealed (duct), AC Ceiling Convertible, dll. 
Karena kompresor dan kondensor berada dalam satu unit diluar gedung, sedangkan evaporator dan Fan (blower) berada didalam ruangan. Untuk menghubungi kedua unit terpisah hanya diperlukan 2 pipa dengan lobang didinding relatif kecil, Evaporator dan blower dalam satu unit dapat ditempatkan dengan bebas, baik untuk segi teknisnya maupun segi estetikanya.
Untuk tipe ini dapat dirancang 1 unit luar (outdoor) dan dua atau lebih unit dalam (indoor). Dan disebut dengan multi split. Unit outdoor dapat ditempatkan diatas lantai atau ditempelkan didinding gedung, sedangkan unit indoor, ada unit untuk duduk dilantai dan ada unit yang ditempel didinding.
Dalam perkembangan mini split, maka salah satu jenis split terbaru menggunakan sistim Inverter, dan dapat memberi penghematan energi listrik sampai 70% dibandingkan mini split konvensional yang ada dipasaran Indonesia. Pengembangan tipe ini pada kompresor yang menggunakan DC Inverter dimana putaran kompresor dapat menyesuaikan kebutuhan beban pendinginan. 
Pada umumnya tipe AC ini 1/2 ~ 5 PK.

C. Split Duct AC.
Sesuai dengan sebutannya tipe AC ini juga memisahkan unit utama, yang terdiri dari kelima komponen utama, dengan penyaluran udara dingin menggunakan terowongan udara dingin yang disebut dengan ducting. Ducting ini dihubungkan dengan ruangan-ruangan yang mau dikondisikan, masuk ruangan melalui
pengatur yang disebut dengan diffuser. Sistim ini di Indonesia disebut sebagai sentral AC. Kebocoran udara dingin diducting menjadi salah satu penyebab utama kerugian energi di tipe Split duct AC ini.
Dalam desain gedung dengan sistem ini harus perlu didesain alur dari ducting, sehingga jangan sampai ducting ini banyak berbelok ataupun harus menembus kolom-kolom beton.
Pada umumnya tipe AC ini 5 PK sampai 25 PK.

D. AC Portable

AC jenis ini masih merupakan varian dari jenis ac window, dimana Indoor dan outdoor (kompresor menjadi satu bagian. Hanya saja ac ini di design bisa berpindah2 tempat (portable design).
AC ini (wajib) membutuhkan sirkulasi pembuangan udara panas dari condenser, ke udara luar ruangan. Dan juga penampungan drain air harus rutin di buang.


E. AC Elevator
Sesuai namanya AC Elevator, ac jenis ini di design khusus untuk penggunaan pada car Lift / Elevator. 
AC ini tidak membutuhkan instalasi pempipaan Refrigerasi (pipa ac) dan tidak membutuhkan instalasi Drain air (Drainless). Karena ac ini sudah didesign dengan sistim sirkulasi pengelolaan drain mandiri, jadi tidak perlu ada instalasi pembuangan air / drain.

Bukan AC Waterless 
Perlu diketahui, semua jenis Air conditioner (AC) mengeluarkan air drain.
Tidak ada unit AC di dunia ini yang tidak mengeluarkan uap air. Bahkan AC Server / AC Precision atau disebut AC kering juga membutuhkan instalasi drain air. Perubahan kondisi udara Dingin bertemu udara panas selalu menghasilkan uap air disebut kondensasi. Hati2 jika ada pihak yang mempromosikan ac waterless, opini pribadi saya itu adalah salah kaprah/tidak paham.

Kami juga menjual ac elevator / ac lift , hubungi segera..

F. VRF System 
Sistim AC jenis ini adalah perpaduan antara Mini Split AC dan AC Central (Kap. besar) yang menggunakan teknologi kompresor DC Inverter. Pada umumnya tipe AC ini 15 PK sampai 64 PK jika outdoor unit di install secara modular.
Kelebihan dari VRF System adalah :
1. Pemilihan unit indoor bervariatif , dan indoor tersedia dari kapasitas 0,75pk~10pk.
2. Sistim pempipaan yang panjang (Cocok untuk High Rise Building).
3. Lebih Hemat Energi dibanding AC Chiller.
4. Komputerisasi.

Kekurangan dari VRF System adalah :
1. Sistem akan berhenti beroperasi jika ditemukan masalah, khususnya kebocoran dalam refrigrasi.
2. Biaya investasi lebih mahal dibandingkan jenis lain nya
3. Spare part tidak tersedia pada pasaran / umum.


II. Chiller - Air Conditioning

Chiller atau mesin refrigerasi adalah peralatan yang menggunakan media penghantar pendinginan Air pada sistim pempipaannya disalurkan ke AHU (Air Handling Unit). Chiller digunakan terutama untuk bangunan gedung, dengan mengkonsumsi energi secara langsung berupa energi listrik, termal atau mekanis, untuk menghasilkan air dingin (chilled water) dan membuang kalor ke udara (atmosfir) melalui menara pendingin (cooling tower) atau kondensor.
Mesin utama dari sebuah chiller adalah Kompresor, dan jenis-jenis kompresor yang
umumnya digunakan adalah :
_ Kompresor Piston (Reciprocating compressor)
_ Kompresor Kisar (Rotary compressor)
_ Kompresor Ulir (Screw compressor)
_ Kompresor Sentrifugal (Centrifugal compressor)
Beberapa jenis Chiller dilihat dari sistem pendinginan, adalah :
_ Air Cooled Chiller
_ Water Cooled Chiller
Perbedaan antara Air Cooled Chiller dan Water Cooled Chiller.
Air Cooled Chiller :
_ Efisiensi rendah
_ Waktu pemasangan cepat.
_ Biaya perawatan rendah.

Water Cooled Chiller :
_ Effisiensi tinggi
_ Waktu pemasangan lebih lama.
_ Biaya perawatan tinggi.

A. Air cooled Chiller (ACC)
Mesin refrigerasi dengan pendinginan udara (air cooled chiller), pada prinsipnya hampir sama dengan split duct AC, tetapi dalam ukuran besar. Unit mesin ini pada umumnya berada diatas atap beton dari sebuah bangunan.
Komponen utama dari 1 unit ACC adalah 2 kompresor atau lebih, dengan katup ekspansi dan evaporator berada dalam unit utama, termasuk kondensornya. Evaporator mendinginkan air ditransfer dalam Tabung Heat Exchanger dan menjadi air dingin, lalu disirkulasi melalui pipa menuju Air Handling Unit atau disingkat AHU. 
Dari AHU dengan blower besar menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari hembusan melalui pipa-pipa aliran air dingin unit utama diatas, keruangan yang akan dikondisikan.
Udara dingin yang masuk kedalam ruangan dari AHU ini disalurkan menggunakan saluran udara ducting dan dengan diffuser yang ada disetiap ruangan, Atau kadang-kadang dengan pipa-pipa langsung keruangan melalui alat kipas koil (Fan coil unit) atau disingkat FCU.
Dalam desain gedung, bila menggunakan air cooled chiller perlu diperhatikan lokasi dan luas atap beton untuk penempatan unit-unit chillernya. Yang sering kurang diperhatikan dalam desain atap untuk air cooled chiller adalah akses untuk pemeliharaan unit tersebut. Ada kalanya terjadi perubahan desain dari
water cooled chiller ke air cooled chiller, karena terutama masalah waktu instalasi ataupun keadaan air setempat. Tetapi perubahan seperti itu pada akhirnya berakibat fatal terhadap konstruksi air cooled chiller tersebut yang mengambil ruang (space) apa adanya.

B. Water cooled Chiller
Mesin refrigerasi dengan pendinginan air (water cooled chiller), pada prinsipnya hampir sama dengan Mesin refrigerasi pendinginan udara (air cooled chiller) dalam distribusi udara dingin melalui AHU atau FCU. Perbedaan utamanya adalah pendinginan refrigerannya, bukan dengan udara, tetapi dengan air,
dimana airnya didinginkan melalui menara air atau cooling tower. Mesin refrigerasi dengan pendinginan air, pada umumnya ditempatkan dalam lantai bawah (basement) suatu bangunan. Dalam desain yang perlu diperhatikan adalah ventilasi keruangan chiller harus dihitung dengan baik, agar ruangan
tersebut jangan menjadi “neraka” bagi pengerjanya. 
Sama halnya dengan Mesin refrigerasi pedinginan udara, refrigeran dari kompresor ditekan melalui katup ekspansi masuk berembun dalam alat evaporator. Evaporator mendinginkan air dan air dingin disirkulasi kesetiap tingkat melalui alat pengatur udara (air handling unit) atau disingkat AHU. Dari AHU dengan blower besar menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari hembusan melalui pipa-pipa aliran air dingin unit utama diatas, keruangan yang akan dikondisikan. Udara dingin yang masuk kedalam ruangan dari AHU ini
diatur dengan diffuser yang ada disetiap ruangan, Atau kadang-kadang dengan pipa-pipa langsung keruangan melalui alat kipas koil (Fan coil unit) atau disingkat FCU.
Pendinginan air melalui menara air (cooling tower), dalam desain gedung perlu diperhatikan aliran udara yang diperoleh dari kipas udara. Aliran udara dan aliran air didalam menara pendingin ini dapat berlawanan arah (counter flow), arah melintang (cross flow), aliran paralel (paralel flow) aliran melalui dek atau aliran pancar.

C. Absorption Chiller.
Salah satu cara tertua untuk melakukan pendinginan suatu ruangan secara mekanis adalah teknologi absorbsi (absorption technology). Kelihatan tak masuk akal dengan membakar sesuatu untuk menghasilkan pendinginan, tetapi hal itu yang terjadi dalam suatu chiller absorpsi. 
Teknologi absorbsi ini sebenarnya mudah pengoperasiannya maupun pemeliharaannya, tetapi pada masa kini teknologi ini mulai hampir tidak digunakan karena tidak fleksibel penggunaannya.


Refrigeran yang digunakan oleh chiller jenis ini adalah sebenarnya air, karena perubahan fase yang terjadi dan yang memberi dampak pendinginan adalah melalui media air. Fluide kedua yang mengatur proses ini adalah garam, yang dikatakan sebagai Litium Bromida (lithium bromide). Panas dibutuhkan untuk memisahkan kedua fluida ini, yang kemudian dipertemukan kembali dalam lingkungan yang hampir vakum. Air ini mengalami perubahan fase pada waktu dicampur kembali dengan garam pada suhu yang sangat rendah. (pada tekanan atmosfir yang normal, air menguap pada suhu 212F, dalam suatu alat absorbsi, air menguap cukup dingin untuk menghasilkan air dingin pada 46F.

Karena suhu air dingin yang dihasilkan oleh chiller absorbsi paling rendah adalah 46F, maka chiller jenis ini tidak dapat digunakan dalam penerapan refrigerasi dengan suhu rendah. Air Conditioner dengan Sistem absorbsi ini sebenarnya sangat efisien dan pemeliharaanya mudah, tetapi bila ada kerusakan pada peralatan ini perbaikannya memerlukan waktu lama dan biaya yang besar. Bahkan untuk kerusakan tertentu, maka seluruh unit tidak dapat difungsikan kembali. Ini menyebabkan penggunaan peralatan pengkondisian udara dengan sistem absorbsi ini kurang diminati.

09 November

Jenis jenis Ducting dan Berbagai keperluan Ducting

Jenis jenis saluran udara/ducting adalah:

Polyurethane duct (PU) : terbuat dari bahan polyurethane, hampir seperti stearofoam akan tetapi berbeda. Memiliki bobot yg sangat ringan namun memiliki density yang sangat baik. Mampu bertahan pada suhu -60ºc  s/d  +80º c dengan tekanan maksimal 2000Pa. Dan density 71,49 Kg/m3.

Dewasa ini ada bahan penyempurnaan dari jenis ini disebut Polyisocyanurate (PIR) yang lebih ramah lingkungan di bandingkan PU. #go_green , #savetheworld , #nonCFC

Ducting PU / PIR


BJLS Rectangular duct : terbuat dari bahan BJLS (seng) dengan ketebalan BJLS yang disesuaikan dengan kebutuhan (lebar ducting). khusus untuk penggunaan sebagai ducting AC jenis ini akan dibalut oleh Isolasi luar (dalam) dari bahan glass wool.


Ducting BJLS

Round duct : ada dua jenis bahan untuk round duct yaitu Textile Duct (Sejenis Kain) dan BJLS. Ducting jenis ini memiliki  daya rugi gesekan (angin) yang sangat rendah, dikarenakan bentuknya
bulat (round).

Round Duct


Textile duct atau biasa juga disebut Fabric Duct, banyak di aplikasikan pada ruangan yang tidak menggunakan plavon/langit2,. Penggunaan nya banyak kita jumpai pada supermarket, theater, hall/gedung olahraga,.. detail mengenai textile ducting akan dibahas pada link ini,. (Textile ducting)

Textile Duct / Ducting kain



Berbagai keperluan ducting

Setelah menjabarkan jenis jenis ducting, kali ini saya akan jelaskan berbagai keperluan ducting. Saluran udara atau yang biasa disebut "Ducting" selain untuk keperluan menyalurkan udara dingin yang digunakan pada AC Split duct / Ceiling concealed / FCU / AHU, digunakan juga untuk keperluan lainnya seperti :

Ducting AC dan Exhaust

Exhaust Duct / Fresh Air Duct : saluran udara ini digunakan untuk Office / Meeting room,  Toilet, Karaoke room, Smoking Room, Rumah tinggal dan juga berbagai macam keperluan lainnya yang membutuhkan pertukaran udara ruangan.



Kitchen duct : Digunakan pada dapur yang membutuhkan pembuangan hawa panas dari kompor, biasanya di satukan dengan Cooker Hood. Sistim Kitchen duct yang baik tidak hanya membuang udara lama keluar, akan tetapi menyuplai udara baru ke dalam ruang dapur. Biasanya digunakan oleh Restaurant, Home industry / Catering, Pabrik makanan, dll


Ventilating duct : Digunakan pada gedung parkir yang membutuhkan ventilasi udara khususnya Parkir lantai Basement.

Ducting AC : Ducting yang berfungsi untuk menyalurkan udara dingin dari AC jenis split duct / FCU (Fan coil unit). Biasanya ducting jenis ini bila menggunakan bahan BJLS akan memiliki isolasi (glasswool) luar, isolasi luar dalam, atau juga ada yang berbahan Polyprophelene (PIR). Tujuan nya agar tidak terjadi kondensasi, karna udara dingin dari AC.




Tag : Fabric Duct, Textile ducting, Kontraktor Ducting, Kontraktor AC, Perusahaan AC, Perusahaan Jasa Kontraktor AC, Perusahaan AC di Jakarta, Kontraktor AC Jakarta,  Kontraktor Jasa Ducting AC dan Exhaust, Perbaikan Ducting, Ducting, Ventilasi Duct, Ducting Dapur,


21 Agustus

Salah kaprah ac hemat listrik - AC Low Watt



Sering lihat iklan penyejuk ruangan? Kalau kita perhatikan, hampir semua iklan tersebut menggunakan watt sebagai iming-iming.

Semakin rendah watt, semakin hemat listrik. Padahal tak semudah itu.
AC dengan low wattage belum tentu lebih hemat listrik bila dibandingkan dengan AC dengan watt yang lebih tinggi. Betul sih, konsumsi daya (watt) rendah, namun kemampuan AC mendinginkan ruangan juga rendah.



Jika dibandingkan dalam ruangan ukuran sama, AC watt rendah akan lebih lama menyejukkan udara di ruangan ketimbang AC dengan watt lebih tinggi.
Cara yang benar untuk menghitung seberapa efisien penyejuk ruangan bekerja adalah dengan membandingkan rasio input dan output. Untuk AC, nilai efisiensi biasanya dinyatakan dalam angka energy efficiency ratio (EER) dengan satuan Btu/Wh.
Angka EER merupakan perbandingan antara kapasitas pendinginan dalam satuan Btu/jam (Btu/h) dan konsumsi daya dalam satuan watt (W). Semakin tinggi nilainya, artinya semakin hemat energi. Umumnya, AC hemat energi memiliki angka EER di atas 12.

Beberapa produsen AC tidak mencantumkan angka EER dalam produk mereka, melainkan coefficient of performance (COP). COP memiliki satuan W/W. Nah, untuk mengonversi COP ke EER, caranya dengan mengalikannya dengan 3,41 (EER = COP x 3,41).

Kadang ada brosur produk AC yang mencantumkan nilai EER tapi dalam satuan W/W. Ini tidak tepat, untuk mendapatkan nilai EER yang sesungguhnya, kalikan dengan 3,41.

Berita baiknya adalah mayoritas produsen AC mencantumkan nilai EER atau COP pada brosur produknya. Selain itu, semua AC hemat listrik yang diiklankan memang memiliki EER yang tinggi, bukan hanya penggunaan dayanya rendah.

Berita buruknya adalah nilai EER atau COP bisa jadi tidak terstandarisasi. Perbedaan konfigurasi ruangan, temperatur dalam dan luar ruangan, cara pengambilan data, dan faktor-faktor eksternal lainnya di luar AC-nya itu sendiri bisa saja mempengaruhi nilai EER, terutama bagi AC inverter yang konsumsi dayanya dinamis. (*)

sumber : http://intisari-online.com/read/salah-kaprah-ac-hemat-listrik

16 November

GREE multi VRF 5 Inverter system


Solusi ac berteknologi tinggi untuk high rise building..
Keunggulan dari ac VRF adalah :
- High Efficiency
- Energy saving
- Space saving
- Cost saving
- Long length pipe design for flexible instalation
- Variable indoor model

tag search : kontraktor ac, kontraktor ducting, kontraktor jakarta, AHU, FCU, jual ac central, ac central daikin, mc quay, york, gree, splitduct, ac cassette, ac ceiling, ac ducting. jual ac jakarta



18 Desember

Jasa pembuatan Ducting AC & Exhaust

Sebagai Perusahaan HVAC, kami mengerjakan pembuatan Ducting AC / Exhaust. (disebut sebagai Kontraktor Ducting), Kami berlokasi di Jakarta Barat,.
Project pekerjaan ducting kami mencakup area seluruh Indonesia.
Selain di Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi dan sekitarnya, kami juga pernah mengerjakan di Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Pekanbaru, Semarang, Bali, dll

Macam macam kebutuhan ducting, mulai dari Ducting AC, Ducting dapur atau Exhaust Duct / Fresh Air Duct / Ventilating Duct (Kitchen Duct), Dll.
Pengerjaan mulai dari Rancangan Design / gambar, pabrikasi, pengerjaan dilapangan.

Kami telah berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam bidang tata udara, Untuk pekerjaan HVAC, (Heating, Ventilating dan Air Conditioner).


Pembuatan Ducting Exhaust


Diaplikasikan pada Gedung gedung, Pabrik , Apartement, Counter Mall / Departement Store, Rumah Tinggal , Restaurant, dan berbagai macam keperluan lainnya yang membutuhkan pertukaran udara ruangan.

Mengerjakan Design, Instalasi, Pembersihan Ducting. dan berbagai macam keperluan saluran udara yang digunakan untuk Bed room, Office / Meeting room, Toilet, Karaoke room, Smoking Room, dll.


Tag : Kontraktor Ducting, Kontraktor AC, Perusahaan AC, Perusahaan Jasa Kontraktor AC, Perusahaan AC di Jakarta, Kontraktor AC Jakarta,  Kontraktor Jasa Pemasangan Pembuatan Perbaikan Ducting AC, Kontraktor Jasa Ducting AC dan Exhaust, Perbaikan Ducting, Ducting, Ventilasi Duct, Ducting Dapur, Kontraktor Jasa Pemasangan Pembuatan Chiler Gedung, AC Gedung, Perusahaan AC Central, Chiller, AC Ducting, Pengadaan AC Chiller, Maintenance Chiller, Service AC, Sistim saluran udara ruangan,HVAC System


24 Oktober

Prinsip dasar tata udara

Sistim tata udara yang baik tidak terlepas dari sistim pertukaran udara yang baik juga.

Solusi untuk masalah tata udara bukan hanya untuk mendinginkan suhu udara pada ruangan,  akan tetapi kualitas udara dalam ruangan tersebut.


Pertukaran udara yang baik mengasilkan kualitas udara yang sehat dan membuat suasana menjadi nyaman.


Untuk itu diperlukan saluran udara (Ducting) yang akan menghantarkan udara baru (fresh air duct) kedalam ruangan dan membuang udara lama (exhaust duct) keluar ruangan.



Kita ketahui bahwa tujuan utama dalam melakukan pentataan udara, adalah agar kenyamanan dalam suatu ruang dapat dicapai, sehingga manusia didalam ruangan yang ditata udaranya akan merasakan nyaman, baik dari suhu, aliran udara maupun kelembaban didalam ruangan.
Dan untuk menghasilkan kenyamanan dalam suatu ruang dapat agar dicapai, kita memerlukan, sbb :
2. Sistim Ventilasi Udara yang baik (Direct Exhaust fan atau menggunakan Fresh Air/Exhaust Ducting Fan).

Diiklim tropis seperti di Indonesia, pentataan udara lebih besar kearah pendinginan ruangan. Bila diiklim sub-tropis, maka ruangan perlu pendinginan pada waktu musim panas dan memerlukan pemanasan pada musim dingin. (Yang disebut sebagai HVAC System singkatan dari Heating Ventilating Air Conditioner System).

Dalam proses pendinginan ruangan, maka kita perlu ketahui beban-beban apa yang mempengaruhi proses pendinginan. Adapun beban pendinginan ruangan adalah :

1. Beban Pendinginan dari luar ruangan.

A. Dari sinar matahari.
- Melalui kaca jendela.
- Melalui dinding dan atap.
B. Dari Udara Luar.
- Melalui dinding, atap dan lantai.
- Melalui infiltrasi.

2. Beban pendinginan dari dalam ruangan.

A. Dari Peralatan.
- Peralatan Elektronik.
- Lampu dan peralatan lain yang mengeluarkan panas.
B. Dari Manusia
- Manusia dalam ruangan
- Manusia yang keluar-masuk ruangan
C. Dari udara ventilasi.
- Melalui pintu.
- Alat ventilasi untuk mendapatkan udara segar.

Pada umumnya faktor yang meningkatkan beban pendinginan dari sebuah gedung adalah :
- Beban dari Sinar matahari dan udara luar 30 – 50%
- Beban dari udara ventilasi 25 – 35%
- Beban dari manusia 10 – 20%
- Beban dari mesin listrik, lampu dll. 15 – 25%

Dari faktor-faktor diatas, maka beban dari Sinar matahari, udara luar dan udara ventilasi memberikan kemungkinan beban pada pendinginan suatu gedung sebesar 55 – 80%.

Jadi pada saat sewaktu men-desain suatu Rumah/Gedung, sangat perlu menseleksi mulai dari bahan bangunan yang akan digunakan pada selubung bangunan, maupun melakukan pencegahan dengan mengunakan heat exchanger pada sistem pendinginan awal ataupun memperhatikan pada sambungan jendela, pintu, maupun atap, agar desainnya merinci pada isolasi yang maksimum pada area-area tersebut.

Tag : Sistim saluran udara ruangan, Kontraktor Ducting, HVAC System, Perusahaan Jasa Kontraktor AC, Kontraktor AC, 

06 Mei

The Basic Refrigeration Cycle The Basic Refrigeration Cycle

Mechanical refrigeration is accomplished by continuously circulating, evaporating, and condensing a fixed supply of refrigerant in a closed system. Evaporation occurs at a low temperature and low pressure while condensation occurs at a high temperature and high pressure. Thus, it is possible to transfer heat from an area of low temperature (i.e., refrigerator cabinet) to an area of high temperature (i.e., kitchen).
Referring to the illustration below, beginning the cycle at the evaporator inlet (1), the low-pressure liquid expands, absorbs heat, and evaporates, changing to a low-pressure gas at the evaporator outlet (2).
The compressor (4) pumps this gas from the evaporator through the accumulator (3), increases its pressure, and discharges the high-pressure gas to the condenser (5). The accumulator is designed to protect the compressor by preventing slugs of liquid refrigerant from passing directly into the compressor. An accumulator should be included on all systems subjected to varying load conditions or frequent compressor cycling. In the condenser, heat is removed from the gas, which then condenses and becomes a high-pressure liquid. In some systems, this high-pressure liquid drains from the condenser into a liquid storage or receiver tank (6). On other systems, both the receiver and the liquid line valve (7) are omitted.
A heat exchanger (8) between the liquid line and the suction line is also an optional item, which may or may not be included in a given system design.


Illustration of the basic refrigeration cycle.




Between the condenser and the evaporator an expansion device (10) is located. Immediately preceding this device is a liquid line strainer/drier (9), which prevents plugging of the valve or tube by retaining scale, dirt, and moisture. The flow of refrigerant into the evaporator is controlled by the pressure differential across the expansion device or, in the case of a thermal expansion valve, by the degree of superheat of the suction gas. Thus, the thermal expansion valve shown requires a sensor bulb located at the evaporator outlet. In any case, the flow of refrigerant into the evaporator normally increases as the evaporator load increases.
As the high-pressure liquid refrigerant enters the evaporator, it is subjected to a much lower pressure due to the suction of the compressor and the pressure drop across the expansion device. Thus, the refrigerant tends to expand and evaporate. In order to evaporate, the liquid must absorb heat from the air passing over the evaporator.
Eventually, the desired air temperature is reached and the thermostat or cold control (11) will break the electrical circuit to the compressor motor and stop the compressor.
As the temperature of the air through the evaporator rises, the thermostat or cold control remakes the electrical circuit. The compressor starts, and the cycle continues.
In addition to the accumulator, a compressor crankcase heater (12) is included on many systems. This heater prevents accumulation of refrigerant in the compressor crankcase during the non-operating periods and prevents liquid slugging or oil pumpout on startup.
Additional protection to the compressor and system is afforded by a high- and low-pressure cutout (13). This control is set to stop the compressor in the event that the system pressures rise above or fall below the design operating range.
Other controls not indicated on the basic cycle which may be part of a system include: evaporator pressure regulators, hot gas bypass regulators, electric solenoid valves, suction pressure regulators, condenser pressure regulators, low-side or high-side float refrigerant controllers, oil separators, etc.
It is extremely important to analyze completely every system and understand the intended function of each component before attempting to determine the cause of a malfunction or failure.

05 Mei

Ducting Polyuretane / PU / PIR

Ducting PIR

Ducting tersebut dibuat dari bahan sejenis sterofoam yang di lapisi Aluminium.
Tetapi pada kenyataannya ducting ini sama sekali bukan sterofoam, melainkan Polyuretane.
disebut PRE-INSULATED ALUMINIUM DUCT.

Polyuretane memiliki bobot sangat ringan, tetapi mempunyai daya isolasi & density lebih baik dibandingkan ducting BJLS yang menggunakan lapisan Glasswool.
Biasa juga diaplikasikan pada Rumah sakit yang membutuhkan sterilisasi yang lebih tinggi.

Sekarang ini telah dikembangkan teknologi terbaru dari PU disebut PIR yang lebih ramaah lingkungan..


Tag : Kontraktor Ducting, Kontraktor AC, Perusahaan AC, Perusahaan Jasa Kontraktor AC, Perusahaan AC di Jakarta, Kontraktor AC Jakarta,  Kontraktor Jasa Pemasangan Pembuatan Perbaikan Ducting AC, Kontraktor Jasa Ducting AC dan Exhaust, Perbaikan Ducting, Ducting, Ventilasi Duct,.


17 April

Textile Ducting

Textile duct biasa juga disebut Fabric Duct atau ducting kain, banyak di aplikasikan pada ruangan yang tidak menggunakan plavon/langit2,. Penggunaan nya banyak kita jumpai pada stadion, supermarket, theater, hall/gedung olahraga, pabrik makanan, industri textile, yang ber arsitektur langit-langit terbuka.




Sistim Textile duct / Fabric Duct ini memiliki keunggulan hemat biaya dengan efisiensi pemakaian hingga 30%. Dan memberikan Solusi kualitas udara dalam ruang, dikarenakan penyebaran udara pendinginan lebih merata. Textile duct juga menjadi alternatif untuk ducting polyurethane dan bjls. Produk ini sangat mudah dipasang dengan bobot yang sangat ringan.


Ducting kain



Ada 3 sistim penyaluran udara pada textile duct :
1. Air - Porous / Pori pori : penyebaran udara dingin melalui pori-pori pada bahan (textile) duct.
2. Linear Vent : penyebaran udara dingin melalui lubang sejajar pada jalur ducting.
3. Nozzles : hampir sama dengan Linear Vent akan tetapi dilengkapi dengan Nozzel pada buang nya. Jenis ini di aplikasikan untuk tekanan udara tinggi/high static air flow.

Customize :
Warna dari textile duct dapat dipesan sesuai dengan permintaan kita, Customer bisa memilih warna dan menambahkan logo perusahaan pada ducting yg dipesan nya.

Bilamana membutuhkan informasi penawaran harga mengenai textile ducting / fabric duct ini silakan menghubungi kami.

Ducting Kain Textil


Fabric duct


Ducting Kain

Textile ducting


Powered By Blogger